Site Meter

Selayang Pandang

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat

Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak diantara  5050o – 7050o Lintang Selatan dan 104048o – 108048o Bujur Timur dengan batas-batas wilayahnya  :
 

Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa dan DKI Jakarta.

Sebelah Timur berbatasan dengan Propinsi  Banten.

Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia.

Sebelah  Barat berbatasan dengan Selat Sunda.

 
Letak Geografis Jawa Barat yang strategis ini merupakan keuntungan bagi daerah Jawa Barat terutama dari segi komunikasi dan perhubungan. Daerah Jawa Barat bagian utara merupakan dataran rendah sedangkan daerah selatan berbukit-bukit dengan sedikit pantai serta dataran tinggi bergunung-gunung yang ada di bagian tengah.
 
Jawa Barat beriklim tropis dengan curah hujan tinggi dan hari hujan banyak. Iklim yang demikian ditunjang  oleh adanya lahan subur yang berasal dari endapan vulkanis serta banyaknya aliran sungai menyebabkan sebagian besar dari luas penggunaan tanahnya untuk pertanian, sedangkan luas wilayah Jawa Barat  meliputi  29.275,98 Km2.
 
Pertambahan penduduk setiap tahunnya semakin meningkat, hal ini dapat menimbulkan berbagai permasalahan dalam upaya-upaya pembangunan. Jumlah penduduk Jawa Barat  menurut Sakerda  2003 sebanyak 36.914.883  orang, sementara jumlah angkatan kerja sebanyak 17.604.036 orang sedangkan jumlah orang yang bekerja sebanyak 14.861.502  orang dan jumlah penganggur terbuka sebanyak 1.513.511  orang.
 
Dengan menampilkan data laju pertumbuhan PDRB  Jawa Barat, diharapkan dapat memberikan gambaran kebijakan apa dan di sektor mana harus dilakukan intervensi program dan kegiatan. Menurut data laju pertumbuhan PDRB Jawa Barat dengan dasar harga konstan 1993  berdasarkan  lapangan usaha menunjukkan bahwa sektor pertanian sebesar 16,04 %, pertambangan / penggalian sebesar 10,76 %,  industri pengolahan sebesar  38,12 %, listrik gas dan air sebesar 2,51 %, bangunan/ konstruksi sebesar  2,87 %, perdagangan restoran dan hotel sebesar 13,96 %, pengangkutan dan komunikasi  sebesar 4,19 %,  lembaga keuangan / sewa menyewa sebesar    3,06 %,  dan jasa lainnya  sebesar 8,49 %.
 
Faktor yang menyebabkan kecilnya perkembangan sektor pertanian karena luas lahan semakin berkurang dengan mengecilnya jumlah rumah tangga petani dan membesarnya proporsi petani gurun. Ini menunjukkan bahwa minat masyarakat di sektor pertanian relatif berkurang karena tidak menjanjikan pendapatan yang memadai dibandingkan dengan sektor industri. Juga sektor pertambangan pertumbuhannya yang kecil sebagian besar karena pengusaha tersebut masih informal tradisional dan adanya kebijaksanaan Pemerintah untuk membatasi penggalian golongan C.